Amphibious Bulldozer untuk Mendukung Rekonstruksi Pasca Gempa

Mungkin masih banyak yang belum kenal dengan alat berat amphibious bulldozer yang dinamakan D155W. Tentu saja wajar, karena alat berat ini memang banyak digunakan di negara sakura, yaitu Jepang, dan belum dipasarkan secara luas. Alat berat ini, merupakan sebuah alat berat yang diproduksi ulang menggunakan spare part alat berat Komatsu dengan tujuan untuk mendukung proses rekonstruksi pasca gempa besar di Jepang.

Amphibious Bulldozer D155W
Amphibious Bulldozer D155W

Lalu mengapa dikatakan diproduksi ulang?

Karena, sebenarnya alat berat ini pernah diproduksi pada tahun 1971 dengan nama yang sama. Pada tahun 1976, amphibious bulldozer ini diuji coba di Sungai Elbe, Cekoslovakia. Saat uji coba tersebut, alat ini mampu menunjukkan hasil yang sangat baik dan menunjukkan kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh Komatsu. Alat ini mampu beroperasi di air dengan maksimum kedalaman 7 meter dan dikendalikan dari darat menggunakan remote control. Untuk keamanan mesin, terdapat sebuah kompartemen kedap untuk menjaga mesin tetap kering dan dapat bekerja dengan baik.

Sebagai dampak positif dari keberhasilan uji coba ini, alat inipun berhasil terjual dengan baik. Dari total 36 mesin yang diproduksi terdapat 14 mesin yang berhasil dijual ke luar Negeri. Antara lain negara Uni Soviet (saat ini bernama Rusia), Cekoslovakia (saat ini bernama Republik Ceko dan Slovakia) dan Italia. Sayangnya, proyek ini dihentikan sekitar 20 tahun yang lalu karena dianggap menyebabkan karat dan korosi yang cukup parah.

Amphibious Bulldozer D155W
Amphibious Bulldozer D155W

Pada bulan Maret 2011 terjadi sebuah gempa besar melanda Jepang. Gempa ini merupakan salah satu gempa terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk membantu proses rekonstruksi pasca bencana gempa ini, Komatsu me-restore atau memproduksi kembali amphibious bulldozer ini. Proyek restore alat berat ini dimulai kembali pada bulan Januari 2012 di pabrik Osaka. Proyek ini sempat mengalami kendala akibat sulitnya mendapatkan berbagai komponen yang dibutuhkan. Karena, hampir semua komponen ini dibuat secara custom yang tentunya akan menghabiskan waktu cukup lama untuk proses pembuatannya. Namun, dengan dukungan dari pabrik dan hampir 100 perusahaan, proyek ini berhasil diselesaikan pada bulan September 2013. Amphibious bulldozer D155W inipun mulai dioperasikan pada bulan Januari 2013 setelah melakukan serangkaian uji coba.
Tugas pertama dari bulldozer ini di Yuriage Bridge dekat muara Sungai Natori di Miyagi Prefecture. Gempa menyebabkan sedimen yang menjadi dasar pondasi dari jembatan ini mengalami masalah. Dan untuk proses perbaikannya, dibutukan alat berat bawah laut seperti amphibious bulldozer untuk melakukan proses pengurukan dan lainnya. (Vita)

Comments