Pertunjukan Kisah Ramayana di Jawa dan Bali


Bagi kalian yang menyukai dunia pewayangan, pasti sudah tidak asing dengan tokoh Rama, Sinta, dan Hanoman. Kisah yang menceritakan tentang cinta suci Rama dan Sinta ini biasanya di beri judul Ramayana atau jika di Indonesia lebih dikenal dengan judul Rama Shinta. Sebenarnya, kisah Ramayana ini merupakan sebuah mitologi Hindu, yang diklaim sebagai sejarah India di masa lalu. Namun, di Indonesia sendiri kisah ini sudah mengalami beberapa perubahan, walaupun tetap meniliki inti cerita yang sama.

Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata Rama dan Ayana, yang artinya Perjalanan Rama (Sumber: Wikipedia). Di Jawa, kisah Ramayana ini sering di pertunjukkan dalam sebuah sendratari. Salah satu lokasi yang rutin menggelar pertunjukan sendratari Ramayana yaitu Candi Prambanan. Pertunjukan perdana sendratari ini diadakan pada Bulan April 1961 dan ditangani langsung oleh kementrian perhubungan darat, pos, dan telekomunikasi, dan menjadi proyek Nasional yang menghabiskan dana sekitar 20 juta rupiah (sumber: Wikipedia).

Dulu, pertunjukan sendratari ini hanya diadakan pada setiap malam bulan purnama, sehingga penerangan hanya menggunakan cahaya bulan. Namun, karena semakin banyaknya masyarakat yang tertarik menyaksikan pertunjukan ini, maka pertunjukan ini diadakan lebih sering. Sendratari Ramayana Prambanan sendiri bahkan sudah meraih penghargaan Guinness World Records pada saat mementaskan episode Api Suci secara kolosal. Penghargaan ini diberikan sebagai “Pentas tari kolosal Ramayana yang paling banyak melibatkan penari sejumlah 230 penari dan 30 pengrawit, serta sendratari yang paling lama dan rutin di gelar sejak tahun 1961” (sumber: wikipedia).

Sementara itu, jika di Bali pementasan kisah Ramayana biasanya dimasukkan ke dalam cerita dalam tari kecak. Penari kecak akan melengkapi pertunjukan kisah Ramayana di Bali, dan tentu saja nuansanya akan jauh berbeda dengan sendratari yang digelar di Candi Prambanan. Sama seperti pada sendratari, pertunjukan tari kecak ini pun di bagi ke dalam beberapa adegan. Pembagian adegan tidak pasti, tergantung pada kelompok yang mengadakan pertunjukan. Pada beberapa adegan, seperti pada saat Laksmana memberi lingkaran pelindung untuk Shinta, penari kecak ini akan berpindah ketengah dan membentuk lingkaran yang mengelilingi Shinta. Pada saat adegan Sugriwa melawan Megananda (Putra Rahwana) maka penari kecak akan terbagi menjadi 2 bagian, sebagai pasukan Sugriwa dan pasukan Megananda. (Taz)

Comments